blogmakmur zakaria

Sabtu, 29 Maret 2014

KISAH NABI ADAM. AS



Ketika Tuhan menciptakan Adam dari tanah, Dia menempatkan amanat besar berupa cahaya yang berasal dari Nur Muhammad di dahi Adam. Tuhan menyatakan bahwa manusia akan bisa memahami hal-hal yang tidak pernah akan bisa dipahami oleh malaikat maupun makhluk-makhluk lainnya. Pemimpin kaum jin (iblis) saat itu memperhatikan dan mendengarkan. Setelah ia mendengar pernyataan Tuhan itu, timbul rasa iri, sombong dan dendam. Sifat-sifat yang timbul itu seketika merubah iblis menjadi setan, ia mulai menentang Tuhan dan menyombongkan diri kepada Adam, "aku lebih mulia dibanding kamu, kamu terbuat dari tanah sedangkan aku dari api. Jika kamu menundukkan diri di hadapanku maka aku akan membantumu, tetapi jika kamu memposisikan lebih tinggi dariku, maka aku akan mencelakakanmu dan membuatmu amat menderita."


Lalu cahaya yang ada di dahi Adam memandang ke arah setan, dan ketika setan melihat pancarannya, timbul kekhawatiran, iri dan dendam yang lebih besar. Sekali lagi ia melecehkan Adam, "'kamu yang hanya terbuat dari tanah, berani-beraninya memandangku seperti ini! Karena kamu ditempatkan lebih tinggi dariku, maka aku akan membuatmu menderita sampai akhir." Lalu setan meludahi Adam, sehingga sifat-sifat beracun dari setan memasuki Adam dan menyebar ke sekujur tubuh. Sifat-sifat itu menjadi kegelapan pikiran dan menjadi tirai di dalam qalb Adam.

Setelah melihat kejadian itu Allah memerintahkan Jibril untuk mencongkel bekas ludah setan di tubuh Adam, yang merupakan bintik neraka. Bekas congkelan itulah yang menjadi pusar di perut Adam. Walaupun ludah setan sudah dibuang namun racunnya terlanjur masuk ke dalam tubuh Adam dan juga keturunannya. Hal ini menimbulkan penderitaan tanpa akhir bagi umat manusia. Karena sifat setan itulah iblis dan pengikutnya diusir dari sorga.

Ini adalah masalah besar. Jihad yang paling utama adalah memerangi sifat-sifat setan seperti ini. Seperti halnya setan diusidari sorga karena menentang Yang Maha Kuasa, maka kita pun harus mengusir sifat-sifat setan dalam diri kita, segala sifat yang menentang Tuhan. Sifat-sifat buruk itu akan membawa kita ke neraka.

Kita tidak boleh saling membunuh. Ketika seorang anak memiliki sifat buruk, apa yang dilakukan ibunya? Ia akan mendidik anaknya sehingga berkembang sifat-sifat baik anaknya. Begitu juga Allah, Dia mengajari kita untuk dapat membuang sifat buruk kita dan membimbing kita ke Jalan Yang Lurus.

Wahai Saudaraku, "jihad" yang dikbarkan anak-anak Adam masa kini bukanlah jihad yang sebenarnya. Menghilangkan nyawa orang lain bukanlah jihad yang sebenarnya. Perang seperti itu akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. "Jihad" yang saat ini dikobarkan sudah bercampur aduk dengan kepentingan pribadi, golongan, atau duniawi.

Jihad yang sebenarnya adalah untuk memuji Tuhan dan melawan sifat setan dalam diri kita sendiri. Terdapat empat ratus trilyun sepuluh ribu musuh spiritual dalam diri kita: yaitu sifat-sifat setan seperti permusuhan, penipuan, iri, dengki, khianat, rasa keterpisahan antara "aku" dan "kamu", antara "milikku" dan milikmu", meracuni, mencuri, nafsu, pembunuhan, kepalsuan, arogansi, karma, ilusi, mantra dan sihir, keinginan duniawi, kenikmatan seksual dan emas. Ini semua adalah musuh yang memisahkan kita dari Allah, dari kebenaran, dari pengabdian, dari tindakan dan pikiran yang baik, dari keimanan, keyakinan dan keteguhan. Ini semua adalah musuh yang memecah belah anak-anak Adam dan menghalangi kita dari kedamaian.

Kita tidak akan bisa mendapatkan kedamaian dalam hati kita hingga kita memenangi jihad ini, hingga kita menaklukkan musuh yang muncul dari dalam diri kita sendiri melalui keimanan, keyakinan dan keteguhan yang disertai dengan sabar, syukur, tawakkal dan Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar